Selasa, 30 April 2013

Saat Gue Diundang Nikah

Assamualaikum warohmatullahi wabarokatuh,
Bismillahirrahmanirrahim..

Someday InsyaAllah..
”Hak muslim pada muslim yang lain ada enam yaitu,”(1) Apabila engkau bertemu, berilah salam padanya, (2) Apabila engkau diundang, penuhilah undangannya, (3) Apabila engkau dimintai nasehat, berilah nasehat padanya, (4) Apabila dia bersin lalu mengucapkan ’alhamdulillah’, doakanlah dia (dengan mengucapkan ’yarhamukallah’, pen), (5) Apabila dia sakit, jenguklah dia, dan (6) Apabila dia meninggal dunia, iringilah jenazahnya. (HR. Muslim)

Tepatnya pada poin nomor2 dalam hadits di atas kita diajarkan oleh Nabi bahwa pentingnya menghadiri undangan. Maka dari itu kali ini saya mau ceritakan pengalaman menarik tentang menghadiri suatu undangan. Undangan yang dimaksud adalah pernikahan. Beberapa kali saya keliru menghadiri undangan, kok bisa keliru? Maksudnya gimana sih? Maklumlah saya masih newbie dengan perkara macam nie..

Cerita pertama teman saya (perempuan) mengirimkan undangan saat saya tak ada di rumah. Pada tanggal undangan terdapat 2 tanggal. Sebut saja tanggal 21 dan 22, jadi para undangan bebas datang kapanpun pada dua hari tersebut. Walhasil saya memilih hari yang pertama karena memang hari kedua saya ada keperluan lain (beneran lhoo..). Hari yang dinantikan pun tiba, saya bergegas pergi ke rumahnya pakai motor, tempatnya tidak jauh hanya beda beberapa desa saja. Walaupun di undangan terdapat peta tapi saya merasa sok tahu memilih jalan lain (saya ingat pas masih SMP pernah ke rumahnya). Waktu itu jam menunjukkan sesudah Isya' sekitar jam setengah 8 malam. Ternyata jalan yang saya pilih keliru, tapi tak mengapa hanya salah masuk gang saja. Beberapa menit kemudian sampailah saya pada rumahnya (kelihatan ada tenda dan suara sound system). Tapi yang saya gak habis pikir kenapa ya kok para undangan sudah duduk rapi mendengarkan nasihat seseorang Ustad sepertinya. Wah, ternyata hari pertama undangan adalah saat walimahan. Walimahan adalah saat dimana para undangan hanya warga sekitar saja. Sial deh, saya harus menunggu sampai walimahan selesai, untungnya jalan yang saya pilih tidak sampai terlihat orang-orang. Malu juga kan kalau datang telat bukan warga sekitar juga. (-_-') 

Jam menunjukkan pukul 9.00 malam dan para undangan walimahan bubar dengan sendirinya. Saya masih menunggu sampai semuanya pulang, eh malah ada yang mulai membongkar tenda Undangan. Bergegas saya langsung datang ke depan rumahnya dan dengan tampang tak bersalah saya mencari teman perempuan saya "Hmmm, Bunganya ada?" (Bunga bukan nama sebenarnya). Ada seorang wanita paruh baya menjawab pertanyaan saya "Oh, Bunga (sambil memanggil bunga) ini lho dicari temenmu". Saya akhirnya bertemu dengan Bunga dan mengobrol bla.. bla.. bla.. sedikit dan saya menjelaskan kalau besok saya ada urusan makanya datang malam-malam.

Dari kisah di atas dapat diambil hikmah bahwa kalau undangan dilaksanakan selama 2 hari, lebih baik datang pada hari kedua saja. Tahu gini saat itu enak datang hari ke-2 karena bisa bertemu teman lama yang lain.

Carita kedua teman saya perempuan lagi mengirim undangan saat saya tak ada di rumah juga. Nah, kali ini tanggal cuma ada 1 hari dan jam undangan menunjukkan pukul 3 sore hari.  Sipp, dah.. kali ini pasti berhasil datang tepat waktu mengingat saya tak ada kesibukan waktu itu. Hari yang berbahagia (bagi teman saya) itu pun tiba, dengan sepeda motor warna merah kupacu dengan kecepatan sedang karena memang tempatnya dekat dari rumah (sekitar 2 km). 

Tiba di TKP (Tempat Kejadian Perkara) kok ada yang aneh ya?? Terdengar suara rebana ditabuh dan saya melihat iring-iringan pengantin lelaki akan memasuki tenda pernikahan. Dienggg..#### saya datang pas ada acara pihak pengantin laki-laki yang akan menghadiri undangan. Secepat kilat saya memarkir sepeda seadanya dan langsung mengikuti iring-iringan diurutan paling belakang. Saya beruntung ada teman saya SMP yang masih tetangga dengan pengantin laki-laki, sehingga saya sok akrab dan beralibi sebagai teman pengantin pria juga. (^^')

Dengan rangkaian acara pernikahan yang kira-kira 1,5 jam saya lalui semua, mulai dari serah terima pengantinlah, ceramah agama dan makan-makan pastinya (wajib ikut.. :D ). Setelah acara selesai barulah saya menemui pengantin dan memberikan buwuhan (ya.. amplop berisi uang, masak gak tahu sih.. ). Teman saya (pengantin wanita) merasa pangling (pura-pura tidak ingat :D) karena lama tak bertemu, katanya saya tambah sehat aja (bilang aja aja gemukan). Saat bersalaman dengan teman saya lain yang berprofesi sebagai waitress (bahasa jeleknya pelayan) di acara itu, barulah saya tahu kalau khusus untuk teman para pengantin dan buwuhan, jam undangan adalah pukul 7 malam "Lho kok datang jam segini? Teman-teman kan nanti malam?" katanya. Dabbuhhhh.....*** kenapa gak bilang sih, jelas-jelas waktu undangan pukul 3 sore. Saya jawab dengan senyum manis (^^) dan berucap "gakpapa kok.."

Yaaa gitulah... Maklumlah di usia yang cukup muda ini (masakkk..???) saya masih belum berpengalaman menghadiri undangan. Apa emang waktunya gitu.. Ada yang mau berkomentar? Nih cerita lucu, mengharukan atau bukan sih? GJ

Sumber:
originaled by admin
http://travellingseru.blogspot.com/2010/05/sampai-z-pernikahan-islami.html

20 komentar:

  1. kekeke
    pengalaman tu Yu....
    Himnae!!!
    :D

    BalasHapus
  2. kalau menurutku, ceritanya lucu..
    soalnya kelihatan baru pertama ke undangannya... hehe
    sama waktu dulu juga aku pernah seperti ini, banyak herannya.. ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lucu ya Mas, ^^
      Ternyata gak saya doank yg ngerasain, ada temennya.. hehe

      Hapus
  3. hehe.... ini pengalaman lucu ini yang sering terjadi, harusnya dalam undangan ditulis rinci ya sob agar tidak membuat undangan salah berkunjung mana yang acara walimahnya mana yang acara bagi undangan resepsi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ide bagus tu sob, biar gak keliru waktu datengnya, bikin malu juga ya kalo seperti ini..

      Hapus
  4. hahaha.. terus terang aku aku juga pernah di undang temen yg nikah, tapi aku minta di anter sama mama, karena malu lah berasa ibu-ibu banget kondangan sendirian.. (maklum masih belasan tahun) :D

    jadinya kalo di sana ada mama dan gak salting deh..

    oya udah di followback ni blognya :) .

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh, anak mama toh ternyata.. ^^V
      enak juga ya kalo ditemenin, jadi gak canggung gitu deh..

      Makasih dah sudi follback, salam kenal.. :)

      Hapus
  5. Setidaknya tindakanmu tepat, Bro. #menghadiri undangan jika undang.
    Yang tidak tepat adalah menjadi tamu tak diundang. :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. I.. itukan jalangkung mbak.. ^^'
      Makasih ya..

      Hapus
    2. Kalau dipikir ulang kamu juga mirip jalangkung nggak sih?? Datang tak dijemput, pulang tak diantar. (Paling si tuan rumah juga nggak sempet mikir njemput dan nganter tamu).

      Wah, wah, ngeri. :D

      Hapus
    3. Yang penting kan diundang hehe..
      Bisa aja nih ^^

      Makasih ya, nice jokes :D :D

      Hapus
  6. Eh, ralat. Menghadiri undangan jika diundang, maksudnya. ^^

    BalasHapus
  7. Salam Wahyu..
    urmm... rasa serba-salah juga kalau jadi seperti inikan.. lagi2 kalau datang seorang, tiada teman.. sepatutnya, kad jemputan diisi/ditulis dengan detail untuk mengelakkan kejadian sebegini.. kesian tetamu kan?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kesian saya nie :'(

      Nie adalah budaya disini, maybe orang nak biasa menghadiri resepsi pernikahan sudah tahu perkara macam ni, walaupun tak ditulis..
      Makasih..

      Hapus
  8. Balasan
    1. Yey, akhirnya Ukhti Ria muncul juga nih,

      saya nobatkan ini komentar terbaik sekaligus paling menohok.. :D

      Hapus

Terima kasih atas komentarnya:
1. Gunakan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung
2. Jangan pakai link aktif/ spam
3. Iklan boleh, tapi 1 kali saja :)