Senin, 20 Mei 2013

Fenomena Mencela & Bercanda Memakai Kalimat Islami

Assalamualaikum,
Sobat nomor2 yang dirohmati Allah, sering kita lihat dan kita baca di media sosial bahwasanya penggunaan kalimat Islami seringkali diselewengkan. Apalagi dengan adanya fenomena menulis Alay yang terkesan melebihkan dan melucu apabila yang ditulis dan dibaca adalah kalimat Islami, Sungguh tidak pantas dan tentu saja mendapatkan dosa. Oleh karena itu mari kita simak penelusuran admin tetang kalimat Islami yang sering kali diselewengkan dari semestinya.

Ingat hadits Ini!

   Sunnah Rasul 

“Barangsiapa (yang menggauli istrinya) sehingga mewajibkan mandi pada hari Jum’at kemudian diapun mandi, lalu bangun pagi dan berangkat (ke masjid) pagi-pagi, dia berjalan dan tidak berkendara, kemudian duduk dekat imam dan mendengarkan khutbah dengan seksama tanpa sendau gurau, niscaya ia mendapat pahala amal dari setiap langkahnya selama setahun, balasan puasa dan shalat malam harinya.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah dan Ahmad)
Saking mahsyurnya hadits di atas, istilah "Sunnah Rasul" sudah mewakili hadits tersebut. Dari hadits itu banyak ulama' yang berpendat melakukan hubungan badan bagi suami istri di malam Jumat adalah tindakan yang disunahkan Rassulullah SAW. Sebab saling melayani dalam hal seksual bagi yang sudah menikah adalah ibadah. Namun sunah dari Rasulullah itu menjadi semacam lelucon bagi anak muda yang bahkan belum menikah. Konteks bercanda itu tanpa sadar/disadari rentan membawa mereka pada kemudharatan. Apa namanya kalau menganggap main-main perkara sunnah rasul dalam konteks seksual dan unsur hubungan seks bebas? Memprihatinkan sekali. Jadi hentikanlah memasang frasa ini untuk parodi.

   Surah Al-Galau/ Al-kohol atau sejenisnya
Sangat tidak nyaman ketika teman di jejaring sosial atau blogger memarodikan surat dalam Alquran dengan awalan 'Al-'. Seperti yang kita ketahui, ada banyak surat dalam Alqur'an. Namun kalangan alay ini menambahkan kosakata mereka sendiri sebagai bentuk lucu-lucuan. Amat disayangkan. Padahal kita bisa menjadi lucu tanpa memarodikan perangkat agama sendiri. Itu menurut saya, sama saja dengan menghina kitab suci umat Islam.

   Ya Aloo/ Masa-alah
Dulu sekali saat masih aktif di dunia sinetron Mpok Atiek sering mengucapkan kata ini (Ya Aloo). Mungkin saja hal itu mirip dengan ucapan 'Ya, Allah' mengingat beliau orang yang (maaf*) latah, sehingga apapun alasannya, hal demikian itu sebaiknya dihindari. Demikian dengan penggunaan kata "Masa-alah" biasanya pada orang Jawa mengucapkan kata ini ketika sedang menyayangkan sesuatu. Bisa jadi kata "Masa-alah' familiar dengan kata "Masya-Allah".

   Astajim/Astapiluloh

Kalau anak SD atau balita melakukannya karena dalam tahap belajar, tidak masalah. Tapi akan menjadi sejenis bencana jika orang dewasa dan tahu Islam sengaja mengatakan Astajim ketimbang Astaghfirullah hal adzim hanya untuk lelucon. Ucapan istigfhar dalam Islam dilakukan jika seseorang sedang khilaf melakukan kesalahan. Kita sering sekali melihat kata ini sedang marak di komentar-komentar media sosial.

   Barang Siapa .. /Dan Sesungguhnya .../ Hai, Orang-orang Beriman ..
Ada lagi bercandaan yang mengolok-ngolok kalimat awal biasanya menggunakan terjemahan Alqur'an ke dalam Bahasa Indonesia. Misalnya 'Hai orang-orang beriman, kalau tidak beriman, tidak hai'. Intinya mengarah atau mengacu pada gaya terjemahan Alquran. Meskipun kita tahu kalau 'barang siapa' atau 'dan sesungguhnya' bisa saja kalimat umum. Lelucon akan tersimak jelas dengan danya gestur/pelafalan, terutama jika lelucon diucapkan langsung.

   Sakinah Mawadah Wa rahmah, Kalau Malam Minta Tambah
Salah satu joke presenter di acara televisi mengatakan: Sakinah Mawadah Warahmah, Kalau Malam Minta Tambah. Secara konteks, kalimat terakhir itu mengarah pada aktivitas seksual. Sangat keliru jika menjadikan kalimat itu menjadi sejenis pantun. Sebagaimana yang para muslim ketahui, tiga kata itu (Sakinah, Mawadah dan Warahmah) diambil dari surat Ar Rum:
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri (pasangan) dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram (sakinah) kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih (mawadah) dan sayang (rahmah). Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir” (Q.S. Ar-Rum : 21).

   Mengolok-olok Ayat-ayat Allah dalam Islam  
Hal yang kita kaji ini erat kaitannya dengan salah satu ayat Al-Qur'an. Dulu sekali pada jaman Rasulullah ada seseorang yang munafik yang sering mengolok-olok umat Islam jika dihadapan orang-orang kafir. Namun jika dia berkumpul dengan orang yang beriman dia seakan-akan mengatakan 'aku gini-gini juga Islam lho'. Hal tersebut tersurat dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah:

 يَحْذَرُ الْمُنَافِقُونَ أَنْ تُنَزَّلَ عَلَيْهِمْ سُورَةٌ تُنَبِّئُهُمْ بِمَا فِي قُلُوبِهِمْ قُلِ اسْتَهْزِئُوا إِنَّ اللَّهَ مُخْرِجٌ مَا تَحْذَرُونَ
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ لَيَقُولُنَّ إِنَّمَا كُنَّا نَخُوضُ وَنَلْعَبُ قُلْ أَبِاللَّهِ وَآيَاتِهِ وَرَسُولِهِ كُنْتُمْ تَسْتَهْزِئُونَ
لا تَعْتَذِرُوا قَدْ كَفَرْتُمْ بَعْدَ إِيمَانِكُمْ إِنْ نَعْفُ عَنْ طَائِفَةٍ مِنْكُمْ نُعَذِّبْ طَائِفَةً بِأَنَّهُمْ كَانُوا مُجْرِمِينَ

Orang-orang yang munafik itu takut akan diturunkan terhadap mereka sesuatu surat yang menerangkan apa yang tersembunyi dalam hati mereka. Katakanlah kepada mereka: "Teruskanlah ejekan-ejekanmu (terhadap Allah dan Rasul-Nya)". Sesungguhnya Allah akan menyatakan apa yang kamu takuti itu. (64)
Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja". Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" (65)
Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman. Jika Kami memaafkan segolongan daripada kamu (lantaran mereka tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat dosa. (66)
(Q.S. At-Taubah: 64-66)

Ayat di atas menerangkan bahwa orang yang munafik itu sebenarnya takut kalau-kalau ada ayat Al-Qur'an yang menghukumi perbuatan mereka dalam mengolok-olok Allah dan Rasulnya. Allah akan mengabulkan apa yang mereka takutkan itu (turun ayat tentang perbuatan mereka). Saat mereka ditegur mengenai olok-olokannya mereka selalu mengelak "kami ini cuma bercanda". Nabi pun marah dengan mengatakan "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?" pertanyaan tersebut sudah jelas bahwa jawabannya tidak boleh dan seakan-akan Nabi berkata "Berani-beraninya kamu mengolok-olok Allah, ayat-ayatNya da RasulNya". Nabi tahu akan kemunafikan mereka sehingga mempersilahkan mereka untuk bertobat,  Jika Allah memaafkan orang yang benar-benar bertobat dan menyiksa orang-orang yang tetap dalam kelakuannya (mengolok-olok tadi).


Jadi berhentilah mengolok-ngolok agamamu sendiri. Itu sangat menyedihkan untuk kita dengar. Begitu banyak cara untuk menjadi lucu, tapi tidak dengan cara memperolok agama sendiri.

Sumber:
Hadits web 3.0

11 komentar:

  1. Memang ramai yang mungkin dalam sedar atau tak sedar berbuat begini.. teguran untuk diri Nurul juga.. terimakasih Wahyu

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Cik Nurul, kita bisa ingatkan mereka supaya tahu kerugian/ mudharatnya..

      Hapus
  2. Bener sekali mas, awalnya hanya bercanda/ sok diimutin tapi akhirnya dapet dosa.. nggak2 deh

    BalasHapus
  3. sering saya temukan status-status orang yang menyebut sunah rasul di malam jumat, kalau tau ternyata candaan tersebut sudah keterlaluan, saya jadi ilfeel. untungnya saya anti alay deh, hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya mbak kalao maksudnya baik gak masalah.. tapi kalau diselewengkan dan dibuat candaan memang keterlaluan.. hidup anti-alay ^^

      Hapus
  4. Lelucon rendahan mungkin maksudnya biar humoris dg gaya sok suci, pakai jargon Bang Haji: sungguh ter..la..lu (sudah umum utk bercanda dan tidak merendahkan Bang Haji meski beliau mengetahuinya)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oh gitu ya Mas Bro, berlagak gaya sok suci tapi dibuat becandaan gak bgt deh ^^

      Hapus
  5. kalo gak gitu gak gahol mas, hhe
    memang belakangan ini banyak gurauan kayak gitu, kadang miris juga dengernya, apalagi yg mengeluarkan kalimat tsb seorang muslim
    semoga temen2 semua lebih berhati2 kalo berbicara

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya gitulah, banyak yg ikut2an setelah baca..
      Makasih atas sarannya Mas Miko ^^

      Hapus
  6. Hmmm trimakasih... Jadi ngeri lihat akibatnya... Yuk kita jauhi, bagi yg sudah pernah / terlanjur... Mari bertobat, bismillah smg tdk terulang lagi... Btw trims tlh mengingatkan. Mantab !

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama2.. Makasih nasehatnya..
      Saling mengingatkan saja Mas ^^

      Hapus

Terima kasih atas komentarnya:
1. Gunakan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung
2. Jangan pakai link aktif/ spam
3. Iklan boleh, tapi 1 kali saja :)