Senin, 27 Mei 2013

Kisah Murid Kesayangan Syeikh

Assalamualaikum sobat nomor2,
Kisah inspiratif yang satu ini mengajarkan kepada kita bilamana Allah selalu mengawasi gerak-gerik kita, sehingga takutlah bila kita hendak melakukan perbuatan maksiat walaupun tiada seorang pun yang melihat.

Murid sholih
 Alkisah salah seorang syaikh memiliki beberapa orang murid. Namun, ia memberikan perhatian lebih pada salah seorang muridnya. Hal ini membuat iri murid yang lainnya. Mereka pun protes pada sang guru yang biasa dipanggil Syaikh.

Sang guru lalu memanggil semua muridnya. la memberikan seekor burung kepada setiap murid dan menyuruh mereka menyembelih burung itu di tempat yang tidak terlihat oleh siapa pun.

Maka para murid pun berangkat melaksanakan tugas yang diberikan gurunya. Di antara mereka ada yang pergi ke puncak bukit. Ada yang pergi ke gua terpencil. Bahkan ada yang pergi ke balik pepohonan tinggi yang tersembunyi. Ketika merasa tak ada yang melihat, mereka segera menyembelih burung yang dibawanya.

Tak lama kemudian, mereka kembali dengan membawa burung sembelihannya. Kecuali sang murid kesayangan sang guru. Syaikh lalu bertanya kepadanya," Kenapa kamu tidak menyembelih burung itu?"

Murid kesayangan itu menjawab, "Tadi guru menyuruhku menyembelih burung di tempat yang tak terlihat oleh siapa pun. Tapi, aku tak dapat menemukan tempat seperti itu. Allah kan Maha Melihat dan akan melihat perbuatanku."

Mendengar penjelasan sang murid, Syaikh lalu berkata pada murid yang lain,"Kini, kalian tahu kenapa aku menyayangi dan memberikan perhatian lebih padanya."

Merasa diawasi oleh Allah SWT merupakan ciri orang yang memiliki keimanan yang tinggi. Seorang penyair berkata:

“Jika kau menyendiri dengan zaman pada suatu hari, jangan kau katakan, “Aku telah menyendiri,” namun katakan, “ada yang mengawasiku.” Sedetik pun kau jangan beranggapan bahwa Allah lengah dan bahwa Allah tidak mengetahui apa yang kau rahasiakan, tidakkah kau lihat, bahwa hari ini cepat berlalu dan hari esok sudak dekat bagi orang-orang yang menunggu”.

Sumber:

18 komentar:

  1. ya.. banyak versi dari cerita klasik ini...
    keset2... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oke thanks ya bro dah komen dan mampir ^^
      keset2 ^^ haha

      Hapus
    2. oke, sama2... ^_^
      follow sukses, maaf telat...

      Hapus
    3. Makasih mas, yang penting dah inget lagi.. hehe

      Hapus
  2. yapp .. semoga kesadaran akan hal itu selalu ada di hati kita :)

    BalasHapus
  3. setuju sob...makasih ..pencerahanya sob...

    BalasHapus
  4. Kisah yang inspiratif Mas Wahyu, memang tanpa kita menyadarinya kala kita berbuat sesuatu beranggapan tidak ăĎª ♧☀ yang tahu. Tapi اَللّهُّ maha tahu. Terima kasih pencerahannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget Mas, terkadang kita memang lupa akan hal itu..
      simbolnya keren Mas hehehe..

      Hapus
  5. Membaca kisah ini, mengingatkan Nurul pada satu kalimat berbunyi " Allah bersamaku, Allah melihatku, Allah menyaksikanku" bole diamalkan untuk menimbulkan keinsafan dan perasaan takut berbuat salah/dosa, Allah melihat dimanapun kita berada.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nasihat baru dari Cik Nurul..
      Mkasih atas nasihat yang indah, boleh nanti saya amalkan..

      Hapus
    2. Bukan nasihatlah Wahyu... Nurul jadi malu *blushing*
      sekedar sharing^^

      Hapus
    3. Tak apelah, sharing yang bermanfaat Cik Nurul ^^

      Hapus
  6. Kupikir jg gitu sob maklum dulu masih bocah jadi pikiran masih polos makanya jika terdengar adzan langsung berhenti main utk sholat tapi gara2 itu temen2ku mengejek gak suka padaku karena lagi seru main.

    BalasHapus
  7. @Harum : Kisah yang bagus sob, makasih atas pencerahannya.. semoga kita juga merasa takut akan siksa itu dan tak mau melakukan kemaksiatan..

    @Huda : anak kecil memang punya sifat seperti itu, tinggal menjaga apakah sampai besar juga seperti itu.. trims ^^

    BalasHapus

Terima kasih atas komentarnya:
1. Gunakan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung
2. Jangan pakai link aktif/ spam
3. Iklan boleh, tapi 1 kali saja :)