Assalamualaikum sobat nomor2,
Mumpung suasana menjelang Hari Raya Kurban, yuk kita bicara tentang hewan kurban. Btw pernahkah sobat mendengar wacana tentang Australia yang melarang ekspor sapi ke Indonesia? Ya, hal ini terjadi sekitar tahun 2011. Saat itu muncul berita heboh tentang RPH (Rumah Potong Hewan) di Indonesia yang menyembelih sapi dengan sadis. Video kekerasan terhadap sapi itu sampai ke Australia dan disiarkan di Tv ABC, akhirnya mereka menghentikan ekspor sapi ke Indonesia selama kurang lebih selama 6 bulan.
Apa akibatnya? kedua belah negara sama-sama rugi pemirsa. Disatu sisi Indonesia kekurangan jatah sapi sehingga harga daging melambung tinggi (sampai sekarang ditambah kasus korupsi) dan dilain sisi Australia kesulitan menjual sapi-sapinya. Maklum di Australia sapi itu tumbuh subur, sampai-sampai kesulitan untuk menjualnya.
Saya kurang tahu bagaimana nasib sapi di video itu, jelasnya Islam sudah mengatur tentang bagaimana cara menyembelih hewan (kurban maupun bukan). Maka dari itu dari sini kita bandingkan bagaimana penyembelihan ala Barat dengan Islam yang kata mereka (Barat) mematikan hewan hidup-hidup pakai pisau itu melanggar HAH! (Hak Asasi Hewan).
Perlu diketahui teknik mematikan hewan (baca:menyembelih) modern ala barat yaitu dengan melemahkan lalu membunuh. Ada berbagai cara diantaranya membius; memukul otak dengan stunning gun (pistol kejut); menyetrum (dengan listrik) dan menusuk jantung; Metode modern tersebut diklaim dapat mengurangi rasa sakit pada hewan sehingga dinilai lebih humanis dan memperhatikan hak asasi hewan.
Adanya dua kateogori metode yaitu: metode konvensional (cara Islam) dan metode modern telah menarik Prof. Schultz dan Dr. Hazim dari Universitas Hannover Jerman untuk meneliti masalah tersebut secara ilmiah. Maka mereka mengadakan penelitian pada obyek rasa sakit yang dialami hewan saat disembelih; perbandingan antara metode modern dengan metode konvensional. Deteksi yang digunakan diantaranya adalah EEG (Electroencephalograph) dan ECG (electrocardiogram).
Dari hasil penelitian yang dilakukan dan dilaporkan oleh Prof. Schultz dan Dr. Hazim di Hannover University Jerman itu dapat diperoleh beberapa hal sebagai berikut.:
|
Sembelih cara Barat Vs cara Islam |
Penyembelihan Menurut Syariat Islam
Hasil penelitian dengan menerapkan praktek penyembelihan menurut Syariat Islam menunjukkan:
Pertama
Pada 3 detik pertama setelah ternak disembelih (dan ketiga saluran pada leher sapi bagian depan terputus), tercatat tidak ada perubahan pada grafik EEG. Hal ini berarti bahwa pada 3 detik pertama setelah disembelih itu, tidak ada indikasi rasa sakit.
Kedua
Pada 3 detik berikutnya, EEG pada otak kecil merekam adanya penurunan grafik secara bertahap yang sangat mirip dengan kejadian deep sleep (tidur nyenyak) hingga sapi-sapi itu benar-benar kehilangan kesadaran. Pada saat tersebut, tercatat pula oleh ECG bahwa jantung mulai meningkat aktivitasnya.
Ketiga
Setelah 6 detik pertama itu, ECG pada jantung merekam adanya aktivitas luar biasa dari jantung untuk menarik sebanyak mungkin darah dari seluruh anggota tubuh dan memompanya keluar. Hal ini merupakan refleksi gerakan koordinasi antara jantung dan sumsum tulang belakang (spinal cord). Pada saat darah keluar melalui ketiga saluran yang terputus di bagian leher tersebut, grafik EEG tidak naik, tapi justru drop (turun) sampai ke zero level (angka nol). Hal ini diterjemahkan oleh kedua peneliti ahli itu bahwa: “No feeling of pain at all!” (tidak ada rasa sakit sama sekali!).
Keempat
karena darah tertarik dan terpompa oleh jantung keluar tubuh secara maksimal, maka dihasilkan healthy meat (daging yang sehat) yang layak dikonsumsi bagi manusia. Jenis daging dari hasil sembelihan semacam ini sangat sesuai dengan prinsip Good Manufacturing Practise (GMP) yang menghasilkan Healthy Food.
Penyembelihan Cara Barat
Pertama
Segera setelah dilakukan proses stunning (pemingsanan), sapi terhuyung jatuh dan collaps (roboh). Setelah itu, sapi tidak bergerak-gerak lagi, sehingga mudah dikendalikan. Oleh karena itu, sapi dapat pula dengan mudah disembelih tanpa meronta-ronta, dan (tampaknya) tanpa (mengalami) rasa sakit. Pada saat disembelih, darah yang keluar hanya sedikit, tidak sebanyak bila disembelih tanpa proses stunning.
Kedua
Segera setelah proses pemingsanan, tercatat adanya kenaikan yang sangat nyata pada grafik EEG. Hal itu mengindikasikan adanya tekanan rasa sakit yang diderita oleh ternak (karena kepalanya dipukul, sampai jatuh pingsan).
Ketiga
Grafik EEG meningkat sangat tajam dengan kombinasi grafik ECG yang drop ke batas paling bawah. Hal ini mengindikasikan adanya peningkatan rasa sakit yang luar biasa, sehingga jantung berhenti berdetak lebih awal. Akibatnya, jantung kehilangan kemampuannya untuk menarik dari dari seluruh organ tubuh, serta tidak lagi mampu memompanya keluar dari tubuh.
Keempat
Karena darah tidak tertarik dan tidak terpompa keluar tubuh secara maksimal, maka darah itu pun membeku di dalam urat-urat darah dan daging, sehingga dihasilkan unhealthy meat (daging yang tidak sehat), yang dengan demikian menjadi tidak layak untuk dikonsumsi oleh manusia. Disebutkan dalam khazanah ilmu dan teknologi daging, bahwa timbunan darah beku (yang tidak keluar saat ternak mati/disembelih) merupakan tempat atau media yang sangat baik bagi tumbuh-kembangnya bakteri pembusuk, yang merupakan agen utama merusak kualitas daging.
Bukan Ekspresi Rasa Sakit!
Metode modern itu tidak terbukti secara ilmiah mengurangi rasa sakit, bahkan yang terjadi adalah sebaliknya: hewan merasa jauh lebih tersakiti. Penggunaan stunning gun dapat merusak otak dan kerusakannya menyebar ke daging. Selain itu penggunaan kejutan juga dapat menghentikan detak jantung. Kualitas daging yang didapatkan kurang higienis karena darah tidak keluar secara optimal akibat berhentinya detak jantung.
Cara yang dituntunkan dalam Islam adalah dengan penyembelihan yang sempurna: pisaunya harus tajam dan tepat memotong pembuluh nadi dan vena sehingga semua berlangsung dengan cepat. Darah dapat dipompa keluar oleh jantung yang masih berdetak pasca penyembelihan.
Hewan yang mati bukan disembelih dengan niat karena Allah maka dagingnya tidak dihalalkan. Karenanya ada istilah daging halal dan tidak berdasarkan cara penyembelihan. Seperti terdapat di Qur’an surah Al Maidah ayat 3 yang artinya:
- “Telah diharamkan atas kamu bangkai, darah, daging babi, binatang yang disembelih bukan karena Allah, yang (mati) karena dicekik, yang (mati) karena dipukul, yang (mati) karena jatuh dari atas, yang (mati) karena ditanduk, yang (mati) karena dimakan oleh binatang buas kecuali yang dapat kamu sembelih dan yang disembelih untuk berhala.”
Hewan lain yang akan disembelih tidak boleh dibiarkan melihat proses penyembelihan hewan atau melihat pisaunya sekalipun seperti yang terdapa pada hadits:
- “Apakah kamu akan membunuhnya, sesudah dia menjadi bangkai? Mengapa tidak kamu asah pisaumu itu sebelum binatang tersebut kamu baringkan?” (Riwayat Hakim)
- “Sesungguhnya Allah mewajibkan untuk berbuat baik kepada sesuatu. Oleh karena itu jika kamu membunuh, maka perbaikilah cara membunuhnya, dan apabila kamu menyembelih maka perbaikilah cara menyembelihnya dan tajamkanlah pisaunya serta mudahkanlah penyembelihannya itu.” (Riwayat Muslim)
Subhanallah.. kalau kita perhatikan tuntunan itu adalah ilmu yang sangat berguna bagi manusia. Bayangkan dahulu kala ketika tidak ada orang memikirkan masalah HAH!, ternyata ada juga petunjuk bagaimana menyembelih yang baik dan mendapatkan daging yang higienis. Selamat ber-qurban.
sumber: