sabar u/ menghindari maksiat.. |
Oleh : Agus Mulyadi
Rasulullah SAW pernah bersabda: "Kullu banii aadama khothoo-uun, wakhoiro khothoo-iinaat tawwaabuun". Setiap manusia pasti mempunyai dosa dan sebaik-baik orang yang berdosa ialah yang bertaubat atas dosa-dosanya" (Al-Hadits)
Tak seorangpun diantara manusia yang tidak mempunyai dosa, (kecuali Rasulullah SAW, karena beliau sudah dima'shum / dipelihara dari berbuat dosa dan sekalipun ada, semua dosa-dosa beliau telah diampuni oleh Allah) karena orang yang baik bukanlah orang yang tidak mempunyai dosa, tetapi orang yang baik adalah orang yang apabila ia terjerumus ke lembah dosa, maka dia tidak terus terbawa hanyut oleh derasnya aliran nafsu dan tipu daya syetan, melainkan dia segera sadar dan berhenti berbuat dosa, lalu dia bertobat. (lihat QS; 3 : 135).
Bagi orang yang merasa telah banyak melakukan dosa besar, tidaklah harus berkecil hati dan merasa dirinya telah kotor dan tak pantas mendapat ampunan Allah, karena perasaan seperti itupun merupakan bagian dari tipu daya syetan agar kita berputus asa dari rahmat dan maghfiroh Allah SWT. Bukankah Allah pernah berfirman: "Laa Taqnatuu min rohmatillah" yang artinya janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Bagi orang yang merasa telah banyak melakukan dosa besar, tidaklah harus berkecil hati dan merasa dirinya telah kotor dan tak pantas mendapat ampunan Allah, karena perasaan seperti itupun merupakan bagian dari tipu daya syetan agar kita berputus asa dari rahmat dan maghfiroh Allah SWT. Bukankah Allah pernah berfirman: "Laa Taqnatuu min rohmatillah" yang artinya janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.
Saudaraku...! yakinlah bahwa Allah Maha Luas ampunan-Nya. Dia senantiasa rindu akan kedatangan anda. Dia senang jika anda datang mengunjungi-Nya di 1/3 malam yang akhir, lalu duduk bersimpuh seraya beristighfar kepada-Nya dengan diiringi oleh tetesan air mata penyesalan dan rasa takut kepada-Nya. Itulah yang dinamakan taubat.
Taubat berasal dari kata taaba-yatuubu, yang isim mashdarnya adalah "taubatan" yang makna harfiyahnya adalah kembali. Sedangkan taubat menurut terminologi artinya: kembali dari jalan yang sesat ke jalan yang benar. Kembali dari perbuatan maksiat kepada perbuatan yang diridhoi oleh Allah SWT.
Taubat ini merupakan fasilitas yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya, karena Allah Maha Mengetahui bahwa hamba-Nya yang bernama manusia ini cenderung melakukan dosa dan kerusakan. Sehingga dengan sifat-Nya yang Maha Rahman dan Maha Rahim, Dia telah menyediakan sebuah pintu yang dinamakan taubat, diperuntukkan bagi hamba-Nya yang terjerumus kedalam lembah dosa dan ingin kembali ke jalan yang diridhoi-Nya.
SYARAT-SYARAT TAUBAT
Saudaraku...!!! Dalam bertaubat haruslah dipenuhi beberapa syarat diantaranya:- Hendaklah menyesal karena telah melakukan dosa.
- Hendaklah berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan dosa itu.
- Hendaklah mengganti semua amal salah dengan amal shaleh.
- Hendaklah memohon maaf terlebih dahulu kepada orang lain (jika dosa yang dilakukan itu menyangkut hak-hak orang lain), misalnya memfitnah, mengadu domba dan sebagainya.
- Hendaklah mengembalikan hak orang lain, (jika ada harta benda milik orang lain yang kita ambil secara zhalim), misalnya mencuri merampok dsb.
KISAH ORANG YANG BERTAUBAT
Berikut ini akan saya ketengahkan sebuah kisah seorang yang fasiq lalu dia bertaubat kepada Allah, lalu taubatnya diterima dan akhirnya diangkat menjadi seorang wali oleh Allah, beliah adalah Syekh At-Tabatul Ghulam.
Atabatul Ghulam adalah seorang yang fasik pada mulanya. Ia banyak melakukan maksiat. Suatu hari timbul niat pada dirinya untuk menghadiri majlis Imam Hasan Al-Bashri. Imam Hasan Al-Bashri belum pernah melihat Ghulam itu, hanya tahu namanya saja. Dalam majlisnya, seseorang bertanya kepada beliau tentang orang yang melakukan dosa besar lalu bertobat, apakah ia akan diampuni oleh Allah SWT. Imam Hasan Al-Bashri menjawab,
“Ya, jika ia bersungguh-sungguh bertobat dengan sebenarnya, maka Allah akan mengampuninya, meskipun seperti Atabatul Ghulam.”
Atabatul Ghulam tersentak ketika namanya disebut dan dianggap orang fasik yang terkenal. Lalu Imam Hasan Al-Bashri membawakan ayat ke-16 dari surat Al-Hadid:
“Apakah belum datang bagi orang yang beriman untuk tunduk hatinya mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)….”
Beliau melanjutkan perkataannya,
“Wahai pemuda yang bermaksiat kepada Rabbul ‘arsy, apakah engkau tahu balasan orang yang bermaksiat adalah neraka sa’ir yang bergejolak apinya?. Malaikat Zabaniyah menarik ubun-ubun mereka dan menarik kaki-kakinya, lalu melemparkannya ke dalam neraka. Apakah engkau dapat sabar menghadapinya, sedangkan api dunia saja engkau tidak kuat menahannya?”
Mendengar itu, Ghulam pun bertobat, menyesali dosa-dosanya. Di sela-sela doanya, ia bermunajat,
"Ilaahii in kunta qobilta taubatii wa ghofarta haubatii, fa akrimnii bil fahmi wal-hifzhi hattaa ahfazho kulla maa sami'tu minal ilmi wal qur'an, ilaahii akrimnii bihusnish shauti wan naghmati hattaa annahuu man sami'a qiroatii yazdaadu riqqotan fii qolbihii wa in kaana qooshiyal qolbii, ilaahii akrimnii bi rizqil halaali war zuqnii min haitsu laa ahtasib".
“Ya Tuhanku, jika Engkau menerima taubatku dan Engkau ampuni dosaku, maka berilah aku kemuliaan mudah paham dan hafal, sehingga aku dapat menghafal semua yang kudengar dari ilmu dan Al-Qur’an. Ya Tuhanku, muliakanlah aku dengan suara yang merdu dan indah, sehingga siapa saja yang mendengar bacaanku, maka menjadi lembutlah hatinya meskipun ia seorang yang keras hati. Ya Tuhanku, berikanlah aku rejeki yang halal dan tak terhitung.”
Allah pun menerima taubatnya dan mengabulkan ketiga permohonannya.
[Disarikan dari Nashoih Diniyyah, Al-Habib Abdullah bin Alawi Al-Haddad]
Dari do'a beliau dapatlah disimpulkan bahwa orang yang bertaubat itu haruslah bersungguh-sungguh melakukan 3 hal:
- Orang yang bersungguh-sungguh melakukan taubat, hendaknya dia mempelajari Al-Qur'an sampai faham betul kandungannya, kemudian dia mengamalkannya dengan penuh kesabaran dan keikhlashan.
- Orang yang bersungguh-sungguh melakukan taubat, hendaknya dia mendakwahkan Al-Qur'an kepada orang lain, walaupun hanya satu ayat saja.
- Orang yang bersungguh-sungguh melakukan taubat, hendaknya dia makan makanan yang halal dan bersungguh-sungguh meninggalkan makanan yang haram.
Sumber:
http://pantiqu.blogspot.com/2012/01/sebuah-renungan.html
http://islamicartdb.com/wp-content/uploads/2012/09/527076_10151124631469496_1618105846_n.jpg
http://islamicartdb.com/wp-content/uploads/2012/09/527076_10151124631469496_1618105846_n.jpg
Semoga kita tergolong dalam golongan yang selalu bertaubat atas dosa2 kita.. Insya'Allah
BalasHapusAamiiin, makasih dah mengingatkan.. ^^
Hapuskata ibn atoillah di kitab hikam "dosa, kalau dilihat dari kesalahan manusia tampak besar, tapi kalau dilihat dari maghfirah Allah akan terlihat kecil"
BalasHapusHmm, bener banget Ukhti Uswah.. Allah Maha Pengampun bagi para hamba-Nya..
HapusTerima kasih untuk sharingnya :) semoga kita termasuk orang-orang yang selalu menjalankan perintah-Nya, dan apabila khilaf kemudian bertaubat dengan sungguh :)
BalasHapuskalau misalkan ada orang yang pengen tobat tapi nggak bisa berhenti berbuat dosa atau kecanduan sesuatu gimana gan?
BalasHapusKecanduan maksiat itu memang sulit untuk berhenti pada awalnya.. Namun dengan iman dan tekad yang kuat Insya Allah mudah untuk diatasi..
HapusMisalnya dengan mengingat bahwa orang yang belum bertaubat SAMPAI DIA MATI tak akan diterima pahalanya di hadapan Allah..
"Dan tidaklah tobat itu diterima Allah dari orang-orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia mengatakan: "Sesungguhnya saya bertobat sekarang" Dan tidak (pula diterima tobat) orang-orang yang mati sedang mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami sediakan siksa yang pedih. (Q.S. Annisa ayat 18)
Selain itu saat hendak melakukan perbuatan dosa kita disuruh mengingat siksa neraka yang pedih dan dahsyat.. sehingga urung melakukan perbuatan dosa itu..
Gitu sob, semoga bermanfaat untuk kita ^^